3. Periode Jepang ( Zaman pemerointahan Jepang 1942-1945)
Zaman ini merupakan salah satu zaman yang penting dalam dunia kesusastraan. Hal ini di akibatkan karena Jepang mengharuskan pemakaian bahasa Indonesia di seluruh nusantara. Dengan demikian jelas memacu pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Sehingga pertumbuhan sastra Indonesiapun mengalami perkembangan yang pesat. Namun pada akhirnya, Jepang hanya mengumbar janji-janjinya, di samping itu merekapun melakukan tindak kekejaman dan penindasan bagi rakyat Indonesia. Melihat hal itu kaum sastrawan menimbulkan kebimbangan karena tak tahu tujuan Jepang yang sebenarnya, mereka pun takut mengeluarkan pendapat serta kesal dan benci terhadap Jepang.
Maka tidak heran bila sastrawan memberontak dalam karya-karya mereka baik yang berupa puisi maupun prosa. Namun untuk menghindari sensor Jepang, pada umumnya karangan mereka bercorak simbolik. Adapun beberapa penyair zaman ini antara lain:
a. Usmar Ismail, karya-karyanya berupa drama, Citra (1943), Api(1945), dan liburan seniman(1944) dikumpulkan dalam bukunya yang berjudul Sedih dan Gembira(1949). Sajak-sajaknya berjudul, Kita berjuang, Diserang Rasa dan Cahaya Merdeka dll
b. Idrus dengan bukunya yang berjudul Corat-coret di bawah Tanah. Dramanya berjudul Kejahatan Membalas Dendam (1945), Dokter Bisma (1945).kemudian kejahatan membalas dendam kemudian dimuat dalam buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (1948).
c. Amal Hamzah, karangannya berupa sajak dan prosa tahun 1942-1948 di kumpulkan dalam pembebasan pertama (BP 1949).
d. EL. Hakim, pengarang sandiwara yang hebat sehingga sensor Jepang tidak mampu mencerna maksud yang disampaikannya. Drama-dramanya bernama Taufan di Atas Asia(1949), Intelek Istimewa, dan Dewi Reni adalah pedang-pedang bermata dua yang penuh arti bagi bangsa Indonesia.
e. Maria Amin, karangan-karangannya berupa Tinjaulah Dunia Sana, Dengar keluhan Pohon Mangga dan Penuh Rahasia.
f. Chairil Anwar, penyair yang amat radikal dan revosioner serta individualis. Karangan-karangannya berupa:
Kerikil Tajam dan Terputus dan terhempas, Deru campur Debu dll.
Yang menyebabkkan drama pada zaman Jepang mendominasi karena:
a. Produksi film pada masa itu berhenti.
b. Jepang menggunakan sandiwara sebagai alat propaganda.
c. Penonton tertarik karena peranan bahasa Indonesia
d. Penonton lebih menyukai sandiwara karena mutunya bertambah baik akibat sensor Jepang yang ketat.
e. Adanya dorongan yang kuat dari pusat sandiwara.
Lanjut Kehalaman Selanjutnya,.......!
0 comments:
Posting Komentar