Rabu, Desember 14, 2011

LAHIRNYA SEJARAH SASTRA INDONESIA I


A.    Lahirnya Sastra Indonesia
Indonesia adalah Negara yang memiliki beribu-ribu pulau dan suku yang beragam pula. Karena terdiri dari beberapa pulau baik besar maupun kecil maka disebutlah kepulauan Nusantara, tempat yang kaya akan hasil bumi berupa rempah-rempah. Pada abad 16 dan 17, satu demi satu menjadi daerah jajahan bangsa kulit putih yang awalnya hanya mencari rempah-rempah tetapi setelah melihat kepulauan ini sangat kaya akan rempah-rempah maka niat mereka berubah untuk menguasai. Setelah mereka menguasai kepulauan nusantara pada umumnya, muncullah perlawanan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan yang ada di kepulauan nusantara. Meskipun terjadi pemberontakan-pemberontakan dari beberapa kerajaan, namun penjajah tidak mundur karena pemberontakan atau perlawanan mereka hanya menggunakan senjata tradisional dan perjuangan mereka bersifat kedaerahan yang pada akhirnya dapat dipatahkan kembali oleh penjajah.
Melihat keadaan yang tidak berpihak dalam melawan penjajah secara kedaerahan, muncullah pemikiran yang cemerlang untuk bersatu dan melawan penjajah secara bersama. Kemudian pada tahun 1928 dirumuskanlah sumpah pemuda yang dipelopori oleh kaum muda dari beberapa pulau dan suku yang berbeda. Pengakuan yang tertuang dalam sumpah pemuda merupakan inspirasi yang berkaitan dan berkesinambungan. Hal ini tampak dengan jelas gelora dan semangat perjuangan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan yang tidak hanya dilakukan oleh kaum pergerakan, tetapi kaum sastrawan juga mulai berani secara terang-terangan mengecam bahkan menentang kaum penjajah. Misalnya roman yang berjudul Salah Asuhan karya Abdul Muis yang di terbitkan tahun 1928. Maskipun demikian buku ini sebelum penerbitannya disensor oleh Balai Pustaka, karena dianggap menghasut menghasut masyarakat untuk menentang penjajah.


Melihat kenyataan yang ada, Balai Pustaka bagi bangsa Indonesia mempunyai segi yang merugikan dan menguntungkan.
a.       Segi yang merugikan.
1)      Menindas pertumbuhan sastra Indonesia, mengingat:
v  Dengan adanya NotaRinkes menyebabkan sastrawan-sastrawan Indonesia tidak dapat melukiskan apa yang hidup dalam jiwanya dengan bebas dan wajar.
v  Naskah yang akan diterbitkan oleh Balai Pustaka harus dibersihkan bahasanya, sesuai gaya bahasa korektornya. Penyesuaian ini demikian jauh, sehingga kita mendapatkan gaya buku Balai Pustaka. Dengan demikian gaya pribadi penulisnya tidak dapat kita kenali lagi.
2)      Menindas uasaha-usaha penerbitan bangsa Indonesia yang tidak mampu bersaing dengan Balai Pustaka.

b.      Segi yang menguntungkan .
v  Dengan dibukukannya cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang mula-mulahanya tersebar dari mulut ke mulut saja, berarti bahwa Balai Pustaka tempat menyimpan cerita-cerita lama.
v  Penterjemahan hasil sastra luar negeri itu berarti bahwa Balai Pustaka memperkenalkan hasil kesusastraan luar negeri terhadap bangsa Indonesia.
v  Penerimaan naskah dari pengarang-pengarang Indonesia, berarti bahwa Balai Pustaka member kesempatan dan kemungkinan-kemungkinan kepada orang Indonesia yang berbakat untuk menulis dan untuk dibaca atau mengembangkan bakatnya. Dengan demikian, Balai Pustaka member dorongan untuk kemajuan kesusastraan Indonesia.
v  Penyebaran buku-buku Balai Pustaka sampai ke pelosok-pelosok, berarti memberi dorongan atau mendidik bangsa Indonesia untuk gemar membaca.
Kemudian roman siti Nurbaya karang Marah Rusli terbit pada tahun 1922. Roman ini menarik perhatian sastrawan zaman itu yang isinya melukiskan suatu perjalan cinta juga mengambarkan kenyataan-kenyataan dalam masyarakat, macam-macam watak dan tabiat yang patut mendapat perhatian, misalnya:
a.       Soal membangga-banggakan kebangsawanan.
b.      Soal poligami.
c.       Soal adat yang sudah tidak sesuai dengan zamannya.
d.      Soal persamaan hak antara pria dan wanita dan menentukan bakal jodonya.
e.       Soal pandangan yang mengatakan bahwa uang adalah segalanya.
Dengan terbitnya roman Siti Nurbaya maka, semakin jelas bagi kita bahwa kesusastraan Indonesia mulai ada yaitu sejak awal abad ke 20 an.
B.     Sejarah perkembangan sastra                                                                                       Sejarah sastra tidak dapat disamakan dengan sejarah sejarah umum atau sejarah politi.
Penyusunan sejarah dalam arti yang umum biasanya didasarkan pada bahan-bahan, fakta-fakta, data yang berupa peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian masa lampau.
Kemudian data itu disusun secara kronologis menurut urutan waktu/zaman bilamana peristiwa peristiwa itu terjadi. Dalam sejarah politik yang menjadi obyek ialah peristiwa yang telah terjadi. Biasanya orang akan mengutuk atau memuji peristiwa yang terjadi itu. Sedangkan sejarah sastra, yang menjadi obyek adalah hasil sastra konkret yang ada di hadapan kitayang diciptakan dari berbagai zaman. Jadi  obyek dari sejarah sastra itu selalu ada berupa naskah-naskah lama atau karangan yang baru terbit, sebab yang dibicarakan dalam sejarah sastra ialah hasil-hasil sastra yang benar-benar ada. Dalam sejarah politik , suatu sejarah yang sama bisa terjadi berulang kali.maksudnya, meskipun peristiwa itu sudah pernah ada tetapi jika hal itu berulang lagi maka peristiwa itu tercatat lagi dalam sejarah. Dalam sajarah sastra ,hanya karya sastra yang dapat menunjukkan perkembangan baru, yang dapat dimaksudkan ke dalam rangkaian perkembangan sejarah sastra.................(lanjut kehalaman selanjutnya)!

0 comments:

Posting Komentar