dapat disimpulkan bahwa sejarah sastra Indonesia adalah suatu ilmu yang menyelidiki perkembangan sastra Indonesia baik bentuk, isi, gaya dan bahasa sejak timbulnya yang pertama sampai perkembangannya yang terakhir.
A. Periodesasi Sastra
Berbicara mengenai perkembangan sastra, tentu kita akan membicarakan mengenai periode-periode sastra atau tentang jangka masa perkembangan sastra dalam masa-masa yang mempunyai ciri-ciri dan sifat yang sama.
Menurut Buyuns Saleh, periode sastra ialah jangka yang panjang atau pendek di dalam perkembangan sastra menunjukkan sifat atau ciri yang khas meliputi jangka masa itu, dan member corak tertentu. Sedangkan menurut Rene Wellek dan Austin Warran ”Periode sastra adalah suatu bagian waktu atau masa yang dikuasai oleh suatu rencana aturan-aturan dan ukuran-ukuran sastra, oleh standard an konvensi-konvensi sastra, penyebabnya atau perkembangannya, perbedaan-perbedaannya, integrasinya dan lenyapnya dapat dicari dan diikuti dalam perkembangan sejara.
Dalam sejarah sastra yang kita kenal sampai saat ini, biasanya menentukan periodenya sesuai dengan perubahan-perubahan yang terdapat dalam sejarah politik atau kemasyarakatan. Selanjutnya untuk mendalami sejarah sastra Indonesia, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang kesusastraan Melayu, karena pada hakikatnya kesusastraan Melayulah yang dapat dianggap sebagai awal dari kesusastraan Indonesia. Perkembangan sastra adalah merupakan cerminan perkembangan masyarakat. Dari hasil sastra, kita dapat memilih bagaimana perkembangan kehidupan dan pemikiran masyarakat.
Kesusastraan lama pada permulaan berbentuk lisan yang disampaikan dari mulut-kemulut, cara penyampaiannya pun diceritakan oleh tukang cerita, pelipur lara atau pawang. Pada abad ke 15 mulai hasil sastra lama dituliskan dengan tulisan Arab Melayu, setelah pengaruh Islam/Arab sampai di Nusantara. Berbeda dengan hasil sastra jawa yang telah menghasilkan sastra tertulis semenjak zaman Hindu. Pada zaman pemerintahan Darmawangsa telah mulai menyalin buku Mahabarata dan menyadur buku-buku dari bahasa Sanskerta. Adapun yang berupa sastra lisan ialah mantera, peribahasa, pepatah, pantun, cerita asal-usul, cerita jenaka dan ceri pelipur lara…………….!
Adapun klasifikasi sastra berdasarkan periodetasi sastra atau menurut zamannya ialah:
1. Kesusastraan lama (klasik)
Kesusastraan lama (klasik) yaitu kesusastraan yang berkembang sampai ± tahun 1800, dan dapat dirinci menjadi:
a. Kesusastraan zaman purba.
Kesusastraan zaman ini belum mendapat pengaruh India. Hal ini dapat dilihat dari karya-karya yang ada zaman itu berupa: dongeng, kepercayaan, adat istiadat, silsilah, doa mantra dll.
b. Kesusastraan zaman Hindu.
Kesusastraan zaman ini telah mendapat pengaruh Hindu, hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil sastra yang meliputi dongeng-dongeng mengenai Dewa-dewa, peri, yang bertalian dengan kepercayaan dan agama mereka. Demikian halnya hikayat tentang Mahabarata, Ramayana, Sang Boma dll.
c. Kesusastraan zaman Islam.
Seperti halnya dengan masuknya pengaruh Hindu yang masuk dan mempengaruhi budaya serta kesusastraan melayu, pengaruh Islam yang masa itu telah sampai di kepulauan Nusantara juga mempengaruhi kesusastaan Melayu. Cerita-cerita dari negeri Arap dan Parsi, masuk kedalam kesusastraan melayu baik prosa maupun puisi. Cerita Indonesia yang yang telah mendapat pengaruh unsure-unsur Islam dapat kita lihat dalam dongeng Kyai Ageng Sela yang memenjarakan petir yang akan menyambarnya di menara masjid (unsure Islam). Selain itu adapun dongeng tentang pertengkaran Batang Gadung dan Jagung, dan tampillah tokoh Nabi Sulaeman sebagai penengah (unsure Islam).
2. Kesusastraan zaman Abdullah bin Abdulkadir Al-Munsyi.
Kesusastraan zaman ini biasa juga di sebut sebagai kesusastraan zaman peralihan.
Abdullah banyak bergaul dengan orang-orang Barat karena pekerjaannya sebagai guru bahasa, dan juru bahasa. Abdullah sendiri bukanlah keturunan Melayu asli karena memiliki darah keturunan Arab, Keling, dan Melayu. Dari pergaulannya dengan orang-orang Barat Abdullah dapat mengenal buku-buku dan kesusastraan Barat. Bahasa yang digunakan dalam Hikayat Abdullah berusaha mengurangi penggunaan bahasa klise dan kata-kata Arab,meskipun pada alinea-alinea baru masih menggunakan kata sambung seperti, maka, syahdan, sebermuda dsb. Dengan kehadiran Abdullah maka jelaslah bahwa Abdullah merupakan pelopor peralihan karena karya-karya dalam bentuk prosa telah menunjukkan corak yang berbeda dengan sastra Melayu sebelumnya.
3. Kesusastraan Baru.
Kesusastraan zaman ini dapat dianggap sebagai awal perkembangan kesusastraan Indonesia, hal ini ditandai dengan berdirinya Balai Pustaka 1908. Kesusastraan baru dapat dirincikan menjadi:
a) Periode Balai Pustaka (angkatan 20 an)
b) Periode Pujangga Baru (angkatan 30 an)
c) Periode Jepang (zaman pemerintahan Jepang 1942-1945)
d) Periode 45 (angkatan 45)
e) Kesusastraan zaman kontenporer (angkatan 70 an),......................Lanjut kehalaman Selanjutnya!
0 comments:
Posting Komentar