Minggu, Februari 12, 2012

Konsep Siri na pacce Bugis Makassar

Jika kita berbicara tentang Siri Na Pacce (Bugis Makassar) maka, kita tidak dapat terlepas dari persoalan kebudayaan.Hal ini disebabkan karena Siri atau Pacce adalah kelakuan atau hasil dari kelakuan masyarakat yang kemudian diwariskan kepada generasi-generasinya sebagai pusaka yang mesti dijunjung dan dilestarikan sebagaimana peran masyarakat dalam menjalani hidup dan kehidupannya sebagai warga yang mengaku berdarah Bugis dan Makassar.

Dalam lingkunga Antropologi, defenisi kebudayaan dirumuskan sebagai “keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatinya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat”. Dari pengertian di atas maka jelaslah bahwa Siri Na Pacce merupakan bahagian dari kebudayaan yang untuk mendapatinya dan memahami lebih jauh diperlukan sebuah proses yaitu belajar.
Kemudian untuk memahami lebih jauh maka, sebelumnya kita pelu mengetahui apa pengertian dari Siri itu sendiri.
Siri :   malu 
       :   Harga diri atau kehormatan  
       :   Pernyataan tidak serakah
Selai daripada itu, Siri juga merupakan sistim budaya yang mengikat masyarakat untuk berbuat dan mempertahankan harga diri dan martabatnya sebagai individu dan anggota masyarakat.
          Kemudian, dikatakan pula bahwa penilaian terhadap seseorang (bugis Makassar) adalah mereka yang memegang harga diri (Siri) dan lima Paseng (pesan atau petuah) sebagai berikut:
ØAda tongeng       (berkata dengan benar)
.  Lempuk               (kejujuran)
ØGetteng               (berpgang teguh pada prisif keyakinan)
ØSipakatau           (saling menghormati)
 Mappisona ri Dewata Seuawae    (pasrah pada kekuasaan tuhan     Yang Maha Esa)

Nilai-nilai Siri sebagai sikap mental orang-orang Bugis-Makassar     dapat dilihat dari syair yang berbunyi:

 Takunjunga bangung turu             
 Nakugunciri gulingku
Kuallena
Tallanga na toalia.
Artinya
    Semuanya kuperturutkan arus mengalir
   Kemudi kutancarkan
   Dan kupilih
   Lebih baik tenggelam daripada surut kembali tanpa hasil.

 Kusoronna biseangku
        Kucampa’na sombalakku
        Tammamelakka
        Punna teai labuang.
Artinya

      Kudayun sampanku laju
      Kukembangkan layar
      Pantang berbelok kearah lain
      Kecualin arah pantai berlabuh.

 (Lanjut ke halaman berikut II)

0 comments:

Posting Komentar