
Tak seberapa lama sebelum siang terganti,
Gema tangis pertamamu mengundang senja sore ini.
Seperti kakakmu dua setengah tahun silam,
ayah memanggilmu dengan doa mesti tak khusu karna degub jantung lebih keras dari tabuhan genderang berpalu.
Menjelang senja sore ini, gelisah kami tak henti berpacu
Ayah, ibu, kakek dan nenekmu tahu engkau mengikuti jalan dari jejak kakakmu.
Disini, Kursi2 penunggu tampak bisu tak menawarkan ketenangan sedikitpun.
Bau obat, seragam2 putih, cairan2 infus cukup memenjarakan jiwa kami.
"Selamatkan,...Selamatkan,..selamatkanlah Tuhan".
Bibir bergetar dan wajah pasi serta linangan air mata
kami...