Jumat, Juni 09, 2017

Menangislah Nak

Tak seberapa lama sebelum siang terganti, Gema tangis pertamamu mengundang senja sore ini. Seperti kakakmu dua setengah tahun silam,  ayah memanggilmu dengan doa mesti tak khusu karna degub jantung lebih keras dari tabuhan genderang berpalu. Menjelang senja sore ini, gelisah kami tak henti berpacu Ayah, ibu, kakek dan nenekmu tahu engkau mengikuti jalan dari jejak kakakmu. Disini, Kursi2 penunggu tampak bisu tak menawarkan ketenangan sedikitpun. Bau obat, seragam2 putih, cairan2 infus cukup memenjarakan jiwa kami. "Selamatkan,...Selamatkan,..selamatkanlah Tuhan". Bibir bergetar dan wajah pasi serta linangan air mata  kami...
Read more »

Jumat, September 26, 2014

Pemujaan

Memandang malam dan kelip bintang gelombang bermain dalam telaga Seakan angin meniup layarnya menuju tepi namun tak berakhir Sunyi menyeruak dan dendang burung malam mendayu Menembus sadarku pada bayang pesona Bulan mengitip disela daun randu Berselendang jingga Laksana wujudmu berparas tujuh purnama Sungguh lamunan ini begitu indah Jika dalam bayang kurengkuh wujudmu Namun,….. jika semua hanya pesona mimpi ku harap menemukan aroma nafasmu menjadi temanku di sini tempat kau kupuja sebagai dewi.  Mardianto Makassar Mei 20...
Read more »

Rabu, Agustus 20, 2014

Sajak Herlin

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Diakhir festival ini Kurangkai kalimat sederhana Sebagai ucapan selamat jalan     Sepekan terasa singkat Untuk kau mengenal aku Dan aku mengenal kau Herlin Malam ini kau memintaku bersajak Sebelum pagi mengusik dan beranjak Namun demi malam     Demi bintang     Demi bulan     Demi kota daeng Aku berjanji inginmu kutuntaskan Meski hanya sepenggal sajak dari kata yang berulang Biarkan malam ini Di bawah...
Read more »

Jumat, Juni 27, 2014

Nak Datanglah.

Lama ayah menanti nak Berharap tangismu membelah petang. Meski kali ini harap cemas ayah kembali penuhi jiwa Menunggumu mengetuk pintu dan muncul berwajah ayu Begitu lama terasa nak Sungguh terasa lama Meskipun ayah memanggilmu begitu mesra Meski ayah menjemputmu dengan doa-doa Namun sedikitpun kau tak mengetuk Bahkan tirai pembuka pun kau tak sentuh. Ayah cemas dan takut Jika kau tak menemui ayah tak menemui ibu, tak menemui nenek dan kakekmu. Nak, hari ini ayah catat dilembar kehidupan Tentang separuh jiwa ayah dan ibu yang dititipan tuhan Kepadamu. Nak datanglah segera dan lihat negeri ini Agar kelak kau dapat melukis langit untuk sebuah...
Read more »

Kamis, Juni 05, 2014

Di balik mata itu.

di balik sinar matamu luas terbentang negeri permadani sungainya mengalir tenang pun kebun gandum kuning merona ke sanalah pengembara berlayar dituntun angin dan kejora bahkan ombak diajaknya berlomba di sanalah,..... dibalik sinar matamu mereka menambat sekoci dan perahu melahirkan anak-anaknya dan menggendonya menghabiskan musim disinar matamu pula purnama berkaca sebelum membagi sinarnya pada malam hingga seisi jagad raya tahu di dirimulah surga yang dituju.                                                 ...
Read more »