Kamis, Maret 21, 2013

Dia Seorang Demonstran


Jalan ini telah dilaluinya
dari waktu yang dinantikan datangnya

memang tak ada pilihan
selain menetapkan langkah dan menumpahkan tuntutan
meski resiko memungkinkan segala keadaan

di sanalah mereka memenuhi jalan
menembus kebisingan kota dan mengibarkan panji kebesaran



mereka tinggalkan bangku kuliah, ruang diskusi
tempat mereka merumuskan keadaan

siang itu matahari baru melintasi ujung menara
angin bertiup menembus asap mesiu
suara mendesing memecah suasana,....
sekali lagi pelor bersarang di paha, dada dan kepala mereka
sebagai imbalan pajak yang dibayar untuk negara

Langit kembali berduka
melihat bumi tercemar darah
dan hujan mulai mendesah
ketika karangan bunga mengantar keranda
bertanda satu diantara mereka telah tiada

arakan kembali surut tapi bukan berakhir
karena berhenti sama menjual harga diri

                                       Mardianto
                                       Maros, 9 Februari 2013

0 comments:

Posting Komentar