Rabu, Maret 07, 2012

Sengsara membawa Nikmat(T, Sutan Sati)

   Berbicara tentang sastra, sama halnya menyelam di samuderah
tanpa dasar.pengakuan ini keluar begitu saja bagai ular yang tiba-tiba
meluncur dari semak tanpa menimbulkan suara yang berisik.Sebut saja "Sengsara Membawa Nikmat"
karya T,sutan sati. Sebuah novel zamannya.Dengan mengangkat adat yang
ada yang kemudian disandingkan dengan agama serta menceritrakan
kehidupan tokohnya, merupakan sebuah sajian yang menarik sekaligus
mendidik. Kita ketahui bahwa fungsi sasta, tidak sekedar memberikan
hiburan bagi penikmatnya tetapi jauh dari itu, sasrta juga mengandung
nilai-nilai pendidikan yang dapat diteladani.

    Berawal dari sebuah perjalanan hidup yang sederhana, namun
ditopangdengan aleh pondasi adat serta agama, tumbuh sebuah keluarga
yang santun, arif,peladan serta pekarja keras. Midun adalah tokoh
utama yang diceritakan dalam novel tersebut,memulai kisahnya sebagai
santri yang sabar,jujur serta ramah. hal inilah yang membuat ia
dikasihi oleh orang-orang dikampungnya sehingga setiap pekerjaannya
selalu mendapat bantuan dari orang lain.

    Berbeda halnya dengan Kacak,ia adalah keponakan dari tuan
Laras yang menjadi penguasa kampung itu, namun ia tidak disukai
masyarakat karena tabiatnya yang buruk. angkuh, sombong congkak,dan
kasar, yang menjadi kebiasaannya sehingga masyarakat menjauhinya.

    Hai inilah yang melatar belakangi,munculnya konflik.Merasa dijauhi oleh masyarakat, timbullah niat untuk menyingkirkan Midun dari kampung tersebut. setelah beberapa kali niat itu gagal, akhirnya pada suatu ketika niat itu kesampaian pula.Beberapa orang bayaran kacak mencoba menghabisi riwayat Midun, namun ia dapat lolos dari maut tersebut meskipun harus merelakan separuh hidupnya dalam penjara dan jauh dari kampung halamannya yang sangat dicintainya.

    Sebagai orang yang memegang teguh nilai-nilai adat dan agama, ia menjalani hukuman tersebut dengan tabah hingga masa tahanannya habis.Kerinduannya terhadap kampung halamannya tidak segera dituntaskan karena ia mesti menolong seorang wanita yang berada di bibir maut.Bukanlah karena persoalan ia adalah wanita sehingga Midun menolong, tetapi karena ia berfikir bahwa tolong menolong adalah sesuatu yang mesti dilakukan.Ia pun meningaalkan Sumatra dan berlayar menuju Jawa. Di tengah perjalanan itu, tumbuh benih-benih cinta dari perasaan yanga sama halus dan terselubung.

    perjalanan hidup ini memang pahit, di sanapun ia selalu mendapat cobaan berat, mulai dari penipuan hingga mendekap di penjara. akhirnya bertemu jua dengan nasib yang menggembirakan karena keuletannya serta kejujurannya.

    Setelah berumah tangga, iapun memohon izin untuk dipindahkan ke kampung halamannya. Niat itupun disetujui dan ia menggakhiri masa tuanya dikampung halaman yang ia cintai tanpa menaruh dengki serta dendam kepada Kacak.

Dari ringkasan cerita di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,cobaan dalam kehidupan sudah barang tentu ada dean bagi siapa yang mampu menjalaninya maka kemudian hari ia akan bertemu dengan kemuliaan.

Nilai-nilai pendidikannya:
1. Kapan dan di manapun kita berada, kita mesti belajar
2. Memandang segala sesuatunya dengan positif
3. menganggap hidup adalah sebuah ujian untuk dijalani.

Nilai Moral:
1. Patuh dan taat kepada orang tua
2. bersikap setia kawan
3. suka menolong

Nilai Agama:
1. Ajaran agama adalah sesuatu yang mesti di laksanakan
2. memandang sesuatu adalah kehendak tuhan.

0 comments:

Posting Komentar