Sabtu, Maret 10, 2012

Putri Tadampalik

    Kebudayaan Indonesia begitu banyak dan beragam.Ini mesti
dikenal dan dilestarikan oleh generasin-generasinya. kebudayaan pada
hakikatnya juga merupakan kekayaan bangasa yang mesti dijaga dan
dilestarikan.
   
    Salah satu budaya yang merupakan peninggalan leluhur adalah
sastra daerah,khususnya ceritra rakyat yang disampaikan berupa
dongeng, legenda dan etos kepahlawanan yang disampaikan dalam bentuk
cerita atau dari mulut ke mulut.

    Salah satu ceritra rakyat yang masih dikenal sampai saat ini
(khususnya ceritra rakyat Sulawesi-Selatan) adalah kisah " Putri
Tadampalik"
    
    kisah ini berawal pada saat kerajaan Luwu diperintah oleh
seorang raja yang disebut Datu luwu La Bustana Datu Maongge. Raja ini
sangat terkenal karena kebijaksanaannya serta gagah berani. Sikapnya
yang tegas menjadikan kehidupan rakyatnya makmur, tentram dan aman.
Dalam kehidupannya sebagai raja, ia dikaruniai seorang putri yang
cantik jelita yang diberi nama putri Tadampalik. Kecantikan putri ini
tersebar hingga kenegeri tetangga. Bukan karena kecantikannya saja
yang membuat namanya harum, tetapi karena sifatnya yang ramah dan baik
kepada siapa pun.

    Berita tentang kecantikan putri itu kini sampai ketelinga raja
Bone. Raja Bone mempunyai seorang putra, beliau hendak bermaksud
menjadikan putri Tadampalik sebagai menantunya, hingga diutuslah
serombongan perwira untuk melakukan peminangan.

    Mendengar akan datangnya utusan dari bone, raja Luwuk menjadi
bingung. Sebab menurut adat Luwu, seorang putri tidak diperkenankan
menikah dengan lelaki di luar sukunya. Namun jika pinangan itu ditolak
berarti terjadi pertikaian antara Luwu dan Bone, sedangkan kerajaan
Bone adalah kerajaan yang besar tentu masyarakat yang akan menderita.
raja Luwu benar-benar sayang akan putrinya tetapi rakyat tak boleh
diabaikan keselamatannya.

    Namun ketika utusan kerajaan Bone meninggalkan Luwu, putri
Tadampalik jatuh sakit. Sakit yang dideritanya sangat aneh, seluruh
dukun dan tabib yang ada di wilayah Luwu diturunkan namun tak
seorangpun yang dapat menyembuhkannya. Sakit yang diderita tuan putri
makin hari makin parah. Seluruh tubuhnya menjadi amis dan berair.Raja
menjadi kwatir jika penyakit itu menular kepada seluruh kerabat istana
dan menjalar keseluruh rakyatnya.

    " Oh inilah hukuman para Dewa karena aku berani melanggar
larangannya" gumam raja penuh kesal. Tapi nasi sudah menjadi bubur.
Raja akhirnya sadar, inilah resiko dari pengorbanan bagi keselamatan
rakyatnya. Agar penyakit tuan putri tidak mewabah keseluruh negeri,
maka putusan beliau, putri akan dibuang dengan rakit yang akan diikuti
oleh beberapa orang pengikut setianya.

    Sebuah rakit raksasa dibuat diatas sungai. dibagian tengahnya
dibangun rumah-rumah untuk kamar tuan putri. Disekitarnya diisi
perbekalan dan setelah semuanya siap, perpisahanpun berlangsung.
Sebelum berangkat Raja memberikan keris pusaka kepada putrinya.
Perpisahanpun terjadi diiringi tangis dan air mata.

    Rakit kemudian berjalan pelan menuju arah muara. namun mereka
tidak tahu akan berlabuh dimana.Hari berganti hari, keadaan putri
semakin kurus. Pada suatu malam bertepatan dengan datangnya bulan
purnama, mereka tiba disebuah dataran yang landai. hawanya sejuk dan
nampak amat tentram. Rakit segera dilabuhkan dan mereka beristirahat
di tempat iti.

    Setelah fajar tiba, mereka bangun dan naik kedarat. Setelah
seorang diantaranya menemukan buah Wajo, maka daerah itu dinamakan
Wajo hingga kini. Mereka membangun perkemahan dan mulai bercocok
tanam. Selanjutnya mereka membuat gubuk untuk bertempat tinggal. Putri
Tadampalik dibuatkan rumah agak besar.

    Ternyata daerah itu amat subur, Dalam waktu singkat, hasil
ladang sudah dapat dipetik buahnya. Mereka juga dapat mencari lauk
berupa ikan yang terdapat di sungai.

    Pada suatu hari, Ketika putri Tadampalik sedang duduk sendiri
di halaman, tiba-tiba datang seekor kerbau bule. Ia menyangka kerbau
itu akan memakan tanaman sayur yang tak jauh dari tempatnya. Kerbau
itu lalu dihalaunya. tetapi kerbau itu bukannya pergi malah menerjang
sang putri hingga pingsan. Ketika ia siuman, Ia kaget karena kerbau
itu sedang menjilati seluruh permukaan kulitnya yang busuk.

    Dari hari kehari kerbau itu datang lagi. Seperti biasa ia
selalu menjilati kulit putri Tadampalik yang busuk, hingga lama
kelamaan penyakit kulit putri Tadampalik manjadi kering dan akhirnya
benar-benar sembuh. Putri dan seluruh pengikutnya merasa bersyukur
kepada Tuhan. Dan sebagai ungkapan terima kasihnya kepada kerbau bule,
putri Tadampalik melarang seluruh pengikutnya mengganggu ataupun
menyembelih kerbau bule. Adat itupun berlaku hingga kini.

    Pada sauatu malam, putri Tadampalik bermimpi bertemu seorang
pangeran yang tampan. Pangeran itu mengajaknya pergi, tetapi putri
tidak mau. Pangeran itu lalu berbisik "aku adalah jodohmu, kapan-kapan
aku datang lagi menjemputmu". Ketika putri Tadampalik bangun, ia
tersenyum agaknya ini adalah perlambangan bagi hari depan yang baik.
Dari hari kehari, putri Tadampalik menjadi kian cantik. semua bekas
lukanya sudah lenyap.

    Di kerajaan Bone, pesta berburu binatang hutan adalah sebuah
kebiasaan. dalam perburuan, putra mahkota yang menjadi pemimpinnya,
begitupun yang terjadi saat itu. Tetapi kali ini lebih istimewa dari
biasanya, sebab perburuan akan masuk ke hutan yang diikuti banyak
pengikut.

    Tiba-tiba putra mahkota tergoda oleh seekor rusa lalu
dikejarnya hingga masuk hutan yang lebat. Namun tiba-tiba ia
kehilangan buruannya, bahkan kini ia tersesat dan terpisah dari
pengawalnya. Malampun tiba, dalam gelapnya malam, ia melihat sinar
dari api dari kejauhan, maka dengan segera ia menuju ke sana. Ketika
ia sampai di perkampungan tersebut, semua penduduknya telah tertidur
lelap. lalu iapun memasuki rumah terbesar diantara rumah-rumah
lainnya. Ia terpesona ketika melihat seorang putri yang sangat cantik
tengah tertidur pulas.

    Perlahan-lahan ia menyentuh bahu perempuan itu yang tidak lain
adalah putri Tadampalik. Putri itupun tergagap, ia tak percaya atas
apa yang dilihatnya. Teringatlah ia pada mimpinya, pemuda di
hadapannya persis yang pernah hadir dalam mimpinya.

    "Apakah aku sedang bermimpi lagi,....?"gumam sang putri
"Wahai putri jelita, kau tidak sedang bermimpi."sahut pangeran Bone.

    Sing harinya, pangeran bone menyampaikan isi hatinya. ia ingin
meminang sang putri untuk menjadi permaisurinya. Pangeran itu sama
sekali tidak menyangka jika sebenarnya ia telah ditunangkan dengan
sang putri. Putri Tadampalik tidak segera berterus terang bahwa ia
adalah putri kerajaan Luwu. Ia masih merahasiakan dirinya, karena itu,
ia tidak segera menerima lamaran itu.

    Tiba-tiba pengikut pangeran bone berdatangan di tempat itu.
"Pangeran, kami sudah lama mencari pangeran, apakah tuan baik-baik
saja?" "Ya aku memang tersesat semalam, tapi aku seelamat tak kurang
satu apa" jawab pangeran Bone.

    Meskipun hatinya ingin tetap tinggal, Pangeran Bone harus
segera pulang keistana. Ia pamit kepada sang putri, dan dibalas dengan
tatapan penuh arti.

    Sampai di kerajaan Bone, pangeran langsung jatuh sakit,
keluarga kerajaan mengira ia kelelahan. namu aneh ia tidak mau makan
dan minum hingga menghawatirkan Baginda dan Permaisuri. Satu-satunya
orang yang mengetahui sebab sakitnya pangeran Bone adalah panglima
perang Anre Guru Pakkanyareng. Dialah yang dulu ikut berburu dan
sempat melihat pertemuan pangeran Bone dan Putri Wajo. Iapun
mengusulkan kepada raja agar putri Wajo segera dipinangnya.

    "Tapi pangeran sudah ditunangkan dengan putri Tadampalik dari
kerajaan Luwu." kata Baginda. "Tidak mengapa seorang pangeran beristri
dua"kata panglima.Hamba lihat Putri Wajo tidak kalah cantik dengan
putri Tadampalik, dan pangeran tampaknya sangat mencintainya, inilah
yang menyebabkannya jatuh sakit.

    Akhirnya baginda menyetujui usul itu. Dikirim utusan untuk
meminang putri Wajo. Putri Wajo yang tak lain adalah putri Tadampalik,
menyambut kedatangan sang pangeran dengan gembira. Ia menerima
pinangan itu, iapun berterus terang bahwa dialah putri Tadampalik dari
kerajaan luwu. sang pangeran terkejut bercampur gembira.

    namun putri Tadampalik belum menerima sepenuhnya pinangan itu
sebelum ada izin dari ayahnya. Sebagai tanda persetujuan ia memberikan
keris pusaka pemberian ayahnya kepada pangeran Bone.

    Setelah sampai di bone, rombongan segera mempersiapkan
kunjungan untuk yang kedua kalinya ke negeri Luwu. Mereka yakin raja
Luwu tidak akan menolak pinangan itu seebab putri Tadampalik telah
memberikan keris pusaka sebagai tanda persetujuan.

    Raja dan Ratu Luwu tidak menyangka jika putrinya sembuh
seperti sedia kala. Dalam keharuan mereka yakin Dewa telah memaafkan
mereka. Merekapun menerima lamaran Raja Bone sekaligus menentukan hari
perkawinannya.

     Ketabahan putri Tadampalik dalam menjalani cobaan berupa
penyakit yang menjijikan akhirnya berbuah kebahagiaan. ia kini sembuh
seperti sedia kala dan bersanding dengan pangeran Bone yang tampan dan
gagah berani. Pesta perkawinan berlangsung meriah dan akhirnya putri
Tadampalik diboyong ke Bone. Mereka hidup bahagia di tengah-tengah
rakyat yang mencintai mereka.

0 comments:

Posting Komentar