Aku kenal parau suaramu
melangkah dengan kaki telanjang
Lorong dan trotoar ini telah akrab denganmu
Di kepalamu, jajanan kecil
Kadang laris pun kadang basi
Begitu pahit jalan ini
Namun lebih perih tangis bayimu di kolong jembatan
Mereka bermain
Tertawa dan menangis
Merelakan semua pada kehendak Tuhan.
Tiap kali aku menemukanmu
layaknya seorang lelaki
Namun aku yakin
Bila malam, kau lebih dari seorang ibu.
Mardianto
Maros, 20 Maret 2012
1 comments:
dia wanita perkasa........dalam sejarah peradaban,....!
Posting Komentar