Jumat, Maret 23, 2012

Pesan Moral dalam Drama Sang Mandor karya Rahman Arge

Sebuah pandangan yang mengatakan bahwa, setiap karya merupakan media penyampaia pesan moral meskipun bentuknya abstrak. melirik pernyataan tersebut, Titipan Langit mencoba menyusuri jejak-jejak yang memungkinkan untuk menemukan rahasia yang ada dalam naskah "Sang Mandor Karya Rahman Arge" (sebuah naskah drama singkat). Hal ini bisa saja menimbulkan pemahaman yang berbeda dari setiap penikmat atau bahkan tidak sesuai dengan apa yang ingin disampaikan Rahman Arge (pengarang), namun sajian ini diharapkan mampu mendekati apa yang sesungguhnya yang ingin disampaikan pengarang.

    Dari beberapa kutipan dialog yang terdapat dalam naskah sang mandor, Kami menarik kesimpulan bahwa, Naskah ini jika dikaji lebih dalam merupakan sebuah cambukan yang dasyat bagi masyarakat yang kian hari makin jauh terseret oleh globalisasi zaman. Bukanlah semata-mata bahwa yang mesti disalahkan adalah peradaban tetapi kondisi kekinian memang semakin kompleks dan terkadang menjebak kita untuk menjadi babu peradaban.

    Hadirnya naskah Sang Mandor ini diharapkan mampu mengembalikan keadaan atau setidak-tidaknya mampu menyadarkan kita yang terlena dengan kesibukan dunia yang memabukkan. terkikisnya nilai moral seorang anak, bukan semata-mata pengaruh lingkungan tetapi peran orang tua sangat berpengaruh untuk menciptakan mereka sebagai generasi yang baik.

    Setelah melirik naskah tersebut, dan menikmati pementasan yang di sajikan oleh sanggar Seni Lontara beberapa bulan yang lalu, maka kami menarik kesimpulan bahwa inilah gambaran kekinian. Kesibukan orang tua telah mengalahkan perannya sebagai tonggak pegangan serta gudang moral yang mesti dibekalkan kepada anaknya sejak dini.

    Selain dari pada itu, kami akan menafsirkan beberapa pesan yang ada di dalamnya antara lain:
1. Pesan bagi orang tua,
    A. Sebagai orang tua, mesti meberikankan kasih sayang kepada anaknya.
    B. Mestinya kebutuhan lahiriah serta kebutuhan batiniah diseimbangkan.
    C. Memahami karakter yang berbeda yang dimiliki seorang anak, serta memerlukan pendekatan                emosional yang baik.
    D. Sebagai orang tua, jangan memaksakan kehendaknya kepada anaknya, karena mereka punya cita-cita serta tujuan hidup masing-masing.
    E. Sebagai seorang Suami, mestinya menghargai kehadiran seorang istri, lebih dari sekedar ibu dari anak-anaknya.
    F. Pada hakikatnya seorang istri, perlu mendapat perhatian baik dari segi lahiriah maupun batiniah.
    G. Selalu menyadari bahwa semua manusia pasti berangkat tua, dan untuk itu diperlukan sikap yang         mencerminkan kita sebagai manusia yang penuh arti.
    H. kesuksesan yang kita raih mestinya dibarengi dengan rasa syukur serta penyerahan diri kepada Tuhan.

2. Pesan bagi seorang anak,
    A. Sebagai seorang anak, perlu memilah tempat dalam menjalani pergaulan.
    B. Selalu menjadikan orang tua sebagai nahkoda untuk mengarungi samuderah kehidupan.
    C. Bercermin dari apa yang diperoleh oleh orang tua dan memetik hikmah yang ada.
    D. Berusaha menjadikan orang tua sebagai sahabat yang akan menunjukkan jalan yang baik.dll

    Dari beberapa kutipan diatas, mungkin tidak semua sama atau bahkan masih kurang tentang apa yang hendak disampaikan pengarang. Namun inilah yang kami dapat petik dan tidak berhenti samapi disini untuk mengkajinya lebih jauh lagi. Hadirnya tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan kemudian mencintai seni (Teater) sebagai wadah dalam mengapresiasikan ide, perasaan dan kemudian dituangkan kedalam bentuk karya yang bermanfaat.

0 comments:

Posting Komentar