remang,........ kelam
hingga sepi mengores luka serupa ibu melahirkan janinnya
tampa ruh...
setelah itu, sungai mengalir miris di jeram bercadas
meliuk-liuk di bongkahan karang
tak peduli remuk atau mati
resahku kian beku
meski berulang kusebut nama tuhan
dalam syair-syair yang terputus
malam-malamku berlari
sementara angin menikam kabut yang sebentar lagi menjadi tirai tak bertepi
yah,.... bagitulah tangisku merajang sengketa batin
yang hendak tumpah
mejadi samudera,.............
mardianto
warkop Dg Te'na, 22 November 2011
1 comments:
hmmmm...
Posting Komentar